MALL PENGARUHI PENDAPATAN BURUH TRADISIONAL

Minggu, 22 Maret 2009 |

Bengkulu, (ANTARA) - Kehadiran pusat-pusat perbelanjaan Modern seperti Mall di Kota Bengkulu berpengaruh terhadap tingkat pendapatan kuli (buruh kasar-red) angkut barang.
Doni, seorang buruh angkut barang di pasar Minggu kota Bengkulu mengaku dengan kehadiran pusat-pusat perbelanjaan modern yang mulai bermunculan sejak tahun 2008 berakibat pada menurunnya jumlah konsumen pengguna jasa angkutnya.
"Kalau dibanding sebelum ada Mega Mall, pendapatan kami tentu jauh lebih besar dibandingkan sekarang" katanya, Sabtu, ketika ditemui disela-sela aktivitasnya, dilapak pasar ikan, pasar Minggu Bengkulu.
Menurut bapak tiga akan ini, pendapatan yang diperoleh sekarang maksimal hanya sekitar Rp 50 ribu sehari, malah kalau pasar sedang sepi, dia pulang dengan tangan kosong.
Dibandingkan sebelum ada Mega Mall, Doni bisa mendapatkan keuntungan sampai Rp 80 ribu sampai RP 100 ribu dengan mengangkut sembako dan hasil bumi yang datang dari Petani di luar kota Bengkulu.
Selain itu, doni juga mengangkut belanjaan pembeli yang memborong di Pasar tersebut dengan tarif Rp2000 hingga Rp3000 sekali angkut.
Hal senada juga dikatakan Imam, rekan kerja Doni ini mengaku kalau pendapatan dia terus mengalami penuruhan semenjak kehadiran Pasar Modren dan Mall.
"Kalau dulu, kuli gerobak lumayan banyak mas, dan kita sudah membentuk perkumpulan kuli angkut gerobak kota Bengkulu" ujarnya bangga.
Dengan kehadiran Mall, yang berimbas pada menurunnya pendapatan, jumlah kuli angkut pun semakin sedikit, data akhir 2006 sekitar 30 orang, diakhir tahun 2008 berkurang sampai dengan 100 persen.
"Sebagian dari teman-teman udah berpindah kerjaan mas, ada yang jadi kuli bangunan ada juga yang berjualan sayur dipasar" katanya.
Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, Doni maupun Iman yang hanya mengenyam bangku Sekolah Dasar (SD) tidak mempunyai pilihan pekerjaan lain selain menjadi kuli angkut yang memeras tenaga dan keringat, belum lagi beban hidup yang semakin berat.
"Mau bagaimana lagi mas, kita tidak sekolah jadi ga punya keterampilan untuk beralih kepekerjaan lain" ujarnya, sedih.
Menurut Doni, saat ini dia menghidupi istri dan tiga anaknya yang masih bersekolah belum lagi harus membayar kontrakan rumah yang mahal.
Mengenai Bantuan Pemerintah yang digembar-gemborkan, seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), maupun Raskin, doni mengaku tidak menikmatinya.
Dia berharap kepada pemerintah daerah maupun pusat, tidak hanya mengembangkan pembangunan secara fisik seperti Mall dan pasar modren yang manfaatnya tidak berimbas langsung terhadap rakyat kecil seperti kuli.
"Pemerintah juga harus memperhatikan pembangunan Sumber Daya Manusia, misalnya dengan memberikan pendidikan keterampilan dan pelatihan terhadap kuli angkut, sehigga buruh-buruh kasar seperti kuli gerobak akan lebih siap dengan perubahan, katanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar yang bersifat membangun :