AKSI CORET-CORET WARNAI KELULUSAN UN DI BENGKULU

Minggu, 14 Juni 2009 |


Bengkulu, (ANTARA) - Aksi coret-coret baju dan konvoi kendaraan roda dua masih mewarnai luapan kegembiraan siswa yang lulus Ujian Nasional (UN) di Kota Bengkulu.
Berdasarkan pantauan di jalan-jalan protokol dan tempat pariwisata, Sabtu siang, ratusan kendaraan roda dua yang dikendaraai oleh siswa berseragam putih abu-abu itu melakukan konvoi tampa menggunakan alat pengaman berkendara.
Sambil berteriak-teriak histeris, ratusan siswa yang mayoritas tidak menggunakan helm itu terus berputar-putar di Kota Bengkulu dan sesekali berhenti dan nongkrong di pinggir jalan.
Sedangkan, pakaian mereka yang sebelumya berwarna putih abu-abu kini berubah menjadi coretan berwarna-warni dan tidak layak lagi disebut sebagai seragam sekolah.
Apeng, salah satu siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta di Kota Bengkulu ketika ditanya mengaku hanya ingin meluapkan kegembiraan setelah dapat lulus UN tahun 2009 yang dianggapnya sangat berat untuk meraih kelulusan itu.
"Ya, cuma mau meluapkan kegembiraan aja, soalnya saya ngak nyangka bisa lulus UN dengan standar minimal nilai UN 5,50," ujarnya bangga.
Sementara itu Sekretaris UN Kota Bengkulu, Firdaus mengatakan bahwa pihaknya sesuai dengan instruksi walikota Bengkulu telah melarang siswa yang lulus UN meluapkan kegembiraan dengan mencoret-coret baju atau konvoi kendaraan.
"Kami sudah menghimbau kepada seluruh sekolah di Kota Bengkulu untuk tidak ada lagi aksi coret-coret dan konvoi kendaraan," ujarnya.
Himbauan itu, menurut dia berupa surat yang intinya untuk dapat mengambil amplop hasil UN siswa diwajibkan untuk memakai baju batik, sedangkan baju seragam putih abu-abu harus diserahkan kepada pihak sekolah.
Baju seragam putih abu-abu itu nantiya akan dikumpulkan di masing-masing sekolah untuk kemudian dapat diambil kembali satu hari setelah pengumuman UN.
Namun, bila baju seragam itu dirasakan tidak digunakan lagi, dapat disumbangkan oleh sekolah ke panti asuhan atau kepada siswa tidak mampu.
Mengenai masih adanya siswa yang melakukan coret-coret baju dan konvoi kedaraan, menurut dia, itu hanya terdiri dari segelintir siswa yang tidak bisa mengendalikan kegembiraanya.
"Saya rasa itu hanya segelintir siswa saja, karena berdasarkan laporan dari sekolah mayoritas siswa menyerahkan seragam putih abu-abunya ke sekolah," ujarnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Berikan komentar yang bersifat membangun :