KOTA BENGKULU WILAYAH ENDEMIS MALARIA

Kamis, 13 Agustus 2009 |


Bengkulu, (ANTARA) - Kota Bengkulu merupakan salah satu wilayah endemis malaria di Indonesia dan hal tersebut merupakan penyebab banyaknya penderita malaria di Kota Bengkulu dalam satu bulan terakhir.
"Selain karena memasuki masa pancaroba (pergantian musim) faktor utama banyaknya penderita malaria karena Kota Bengkulu merupakan wilayah endemis malaria," kata Kepala seksi Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu, Izhar Supriyadi, Selasa.
Berdasarkan catatan Dinkes Kota Begkulu, pada Juli 2009 hingga hari ini tercatat 225 pasien penderita malaria dan dari jumlah tersebut mengalami peingkatan sekitar 25 persen dari bulan sebelumya yaitu 185 pasien.
Jumlah tersebut, dikatakannya diperoleh dari 17 puskesmas yang tersebar di delapan kecamatan di Kota Bengkulu, sementara data pasien yang dirujuk ke rumah sakit hingga saat ini belum masuk ke Dinkes Kota Bengkulu.
Dari 17 puskesmaas tersebut, diungkapkanya, penderita malaria terbanyak terjadi diwilayah-wilayah pesisir pantai dan daerah kumuh di Kota Bengkulu.
Kawasan tersebut misalnya di Kelurahan Jembatan Kecil dengan 46 pasien, Kelurahan Kandang 42 pasien dan Kelurahan Beringin Raya 55 pasien malaria.
Walaupun jumlah penderita tertinggi hanya di tiga kelurahan tersebut, tidak menutup kemungkinan bisa terjadi di wilayah lainnya karena pada dasarnya penyebab malaria karena gigitan nyamuk yang membawa darah penderita malaria.
Terkait dengan semakin meningkatnya penderita malaria, Izhar menghimbau kepada masyarkat untuk lebih memperhatikan kebersihan lingkuangan sekitar rumah.
Selain itu,Ia mengajak kepada masyarakat untuk segera berobat ke puskesmas jika ada indikasi penyakit malaria sehingga dapat segera ditangani.
"Di puskesmas sudah kita sediakan obat anti malaria Arcihmenit Combination Theraphy (ACT) dan kelambu berinsektisida," katanya.
Sementara itu, berdasarkan pantauan di RS Bhayangkara Kota Bengkulu, petugas rumah sakit mengaku kewalahan dengan banyaknya penderita demam berdarah yang berobat ke rumah sakit itu.
Kepala RS Bhayangkara, Yalta Hasanudin Nuh, menyebutkan, dalam satu bulan terakhir terjadi lonjakan penderita penyakit malaria sekitar 30 persen dari hari biasa.
Dirumah sakit polri tersebut sudah tercatat 208 penderita malaria dan hingga saat ini pihak rumah sakit mengaku telah menambah kamar karena 61 kamar yang tersedia saat ini tidak mampu menampung pasien yang 30 persen diantaranya merupakan pasien malaria.
"Semua kamar sudah penuh oleh penderita malaria terutama anak-anak sehingga terpaksa kami memberlakukan sistem daftar tunggu," katanya.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Hati-hati aja kalau gitu ya..

Posting Komentar

Berikan komentar yang bersifat membangun :